(Foto: Singapore Management University)
Liputan6.com, Jakarta - Rendahnya kemampuan dan keahlian kerja masih menjadi kendala utama bagi para pemuda yang belum memiliki pengalaman untuk masuk ke dunia tenaga kerja di berbagai negara di kawasan Asia Pasifik.
Meski demikian, Ekonom Bank Dunia di bidang Human Development Economics untuk Asia Tengah dah Eropa, Truman Packard menilai para pemuda Indonesia memiliki pendidikan dan pelatihan kerja yang lebih baik dibandingkan calon tenaga kerja muda di Filipina.
"Jumlah tenaga kerja muda berusia 18-24 tahun yang belum mendapatkan pendidikan dan pelatihan kerja yang cukup terus meningkat di Filipina. Angkanya kini melampaui jumlah tenaga kerja tidak terampil di Indonesia dan Papua Nugini," ungkap Truman Packard saat ditemui di Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Secara keseluruhan di kawasan Asia Pasifik, Truman mencatat, lebih dari 30% penduduk berusia 15-24 tahun sama sekali tertinggal di pasar tenaga kerja. Artinya, para pemuda di usia tersebut tidak memiliki pekerjaan maupun mengenyam pendidikan serta pelatihan kerja yang cukup.
Berdasarkan laporan Bank Dunia bertajuk `East Asia Pacific at Work`, Truman juga menjelaskan, Filipina menunjukkan tingkat produktivitas tenaga kerja yang cukup rendah. Sebaliknya, Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup lumayan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Meski demikian, pemerintah Indonesia masih dapat terus meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya menjadi jauh lebih baik.
Karenanya, Truman menyarankan negara-negara di Asia Pasifik untuk mengalihkan perhatian pada sejumlah hal yang lebih mendasar seperti menjaga stabilitas harga, serta mendorong investasi dan inovasi. Tak hanya itu, pemerintah juga perlu mendukung berbagai kebijakan yang dapat mendorong usaha kecil dan menengah.
"Bisnis berskala kecil dan menengah telah terbukti dapat membantu penciptaan lapangan kerja di berbagai negara," ujarnya.
sumber : liputan6com
sumber : liputan6com